– Studi yang dijalankan oleh ahli epidemiologi dari Universitas California, San Francisco (UCSF), yaitu Kirsten Bibbins-Domingo tahun 2021 menyatakan bahwa berolahraga dapat membantu meredakan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Hipertensi merupakan keadaan saat tekanan darah pada pembuluh nadi seseorang terus-menerus naik dan melampaui ambang batas normal yang telah ditentukan yaitu 140/90 mmHg atau bahkan lebih tinggi.
Permasalahan medis tersebut berpotensi memicu serangan jantung serta strok. Tambahan pula, dalam kurun waktu yang lama, situasi ini mungkin meningkatkan bahaya terjadinya demensia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lebih dari 1 dari 4 laki-laki dan kira-kira 1 dari 5 perempuan menderita tekanan darah tinggi. Akan tetapi, mayoritas orang yang terkena kondisi ini tidak sadar akan keadaannya tersebut.
Penelitian terkini menunjukkan bahwa perlu dilakukan olahraga sejak masa remaja selama waktu yang lebih lama daripada anjuran sebelumnya guna menghindari risiko hipertensi.
Karenanya, hipertensi kerap dijuluki sebagai “pembunuh bisu” atau silent killer.
“Menjaga kegiatan olahraga saat usia mudanya dengan intensitas di atas apa yang telah disarankan sebelumnya bisa jadi sangat krusial dalam pencegahan tekanan darah tinggi,” ungkap Bibbins-Domingo, sang peneliti utama, seperti dilansir dari sumber tersebut.
Science Alert
.
Berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan olahraga dalam pencegahan hipertensi?
Lama berolahraga untuk menghindari tekanan darah tinggi
Penelitian yang diterbitkan dalam
Journal Amerika untuk Kedokteran Pencegahan
menyelidiki lebih dari 5.100 orang dewasa dengan memantau kesehatannya sepanjang 3 dasawarsa.
Pemantauan kesehatan dijalankan dengan pemeriksaan fisik serta formulir pertanyaan mengenai rutinitas berolahraga, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol.
Dalam tiap evaluasi medis, tekanan darah dicatat sebanyak tiga kali, masing-masing selang satu menit antara pengukuran. Sedangkan untuk memproses informasi, para partisipan dibagi menjadi empat grup, yang ditentukan oleh etnis dan gender mereka.
Akhirnya, pada umumnya baik laki-laki maupun perempuan mengalami penurunan tingkat kegiatan fisik mereka antara usia 18 sampai dengan 40 tahun. Pada saat yang bersamaan ini juga terjadi kenaikan risiko tekanan darah tinggi ketika aktifitas fisik berkurang.
Berdasarkan temuan para peneliti, periode remaja hingga awal kematangan dapat menjadi momen yang tepat bagi upaya pencegahan tekanan darah tinggi pada saat lanjut usia. Salah satunya dilakukan melalui penambahan intensitas berolahraga.
“Kira-kira 40% responden kami berada dalam kategori remaja dan dewasa muda dengan tingkat aktifitas fisik yang belum mencukupi, hal ini berkorelasi erat dengan kemunculan tekanan darah tinggi. Ini menjadi indikasi penting bagi kami untuk mengoptimalkan standar minimal aktifitas fisik,” ungkap Jason Nagata selaku penulis utama serta ahli dari UCSF.
Saat para ilmuwan memeriksa individu yang berolahraga moderat selama lima jam setiap minggu pada tahap permulaan kehidupan dewasanya, mereka mendeteksi bahwa level aktifitas tersebut dengan jelas mengurangi peluang terkena tekanan darah tinggi.
Singkatnya, agar dapat menghindari tekanan darah tinggi saat lanjut usia, dianjurkan minimal melakukan latihan fisik sebanyak
lima jam seminggu
.
Rekomendasi ini adalah dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan jumlah minimal yang ditetapkan oleh American Heart Association.
American Heart Association dalam Pedoman Aktivitas Fisik bagi Penduduk Amerika Serikat versi kedua, yang dirilis oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Sosial AS, mengasihkan saran supaya orang dewasa menjalani olahraga sebanyak 150 menit setiap pekannya untuk latihan kardiovaskular berintensitas ringan. Alternatifnya adalah mereka dapat melakukan 75 menit aktivitas tersebut seminggu apabila dilakukan pada tingkat intensitas kuat.
“Melampaui setidaknya dua kali jumlah panduanaktivitas fizikal minimal bagi orang dewasa saat ini mungkin akan lebih efektif dalam mencegahhipertension dibandingkan hanya denganmematuhibiaskanminimum,” tulispara penyelidik tersebut.
Keuntungan itu akan menjadi lebih signifikan jika kebiasaan berolahraga ini bisa dipelihara sampai umur 60 tahun.
Keuntungan berolahraga dalam menghindari tekanan darah tinggi
Dikutip dari
Earth.com,
sasaran untuk berolahraga selama lima jam dalam satu minggu sesuai dengan temuan penelitian besar lainnya yang mengindikasikan bahwa melakukan olahraga aerobik secara teratur dan dalam durasi yang lebih panjang bisa menurunkan tekanan darah sistolik hingga tingkat yang lebih signifikan.
Hal tersebut khususnya berlaku untuk individu yang beresiko namun belum dinyatakan menderita penyakit kardiovaskular.
Gerakan aerobik moderat seperti contohnya adalah joging kencang ataupun bersepeda.
Dari analisis yang dijalankan pada 435 penelitian klinis tersebut, disimpulkan bahwa berolahraga secara rutin mengakibatkan penurunan tekanan darah sistolik ratarata menjadi 3,5 mmHg lebih rendah bagi para dewasa yang memiliki kondisi fisik baik.
Bagi mereka yang mengidap penyakit akibat pola hidup, seperti hipertensi, melakukan olahraga secara teratur dapat menurunkan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 5,5 mmHg.
Angka-angka tersebut penting karena penurunan meskipun sedikit bisa menghasilkan dampak besar dalam mengurangi risiko stroke dan serangan jantung dengan signifikan.