Heboh Spanduk Dedi Mulyadi “Bukan Bapak Aing” di Bandung: Ahli Sebut Ini Ujung Gunung Es Masalah Demokrasi


jabar.

, BANDUNG – Akhir-akhir ini berbagai spanduk protes telah muncul dengan sasaran Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Terakhir ini, spanduk-spanduk bertulis ‘KDM Lain Bapak Aing (KDM Bukan Bapa Saya)’ bermunculan di berbagai jalan utama kota Bandung.

Di tempat kejadian, pada hari Minggu (11/5/2025), spanduk itu telah menghilang dan tak lagi dipasangi dinding. Salah satu dari jalanan LLRE Martadinata, tepat berada di hadapan Taman Pramuda.

Papan reklame bertema putih yang mencakup profil wajah Dedi Mulyadi awalnya dipasang di persimpangan Jalan LLRE Martadinata pada hari Jumat (9/5). Kendaraan dan orang-orang yang lewat dapat dengan mudah mengamati papan tersebut karena letaknya sangat strategis.

Akan tetapi, pada hari ini, spanduk tersebut telah dilepaskan. Identitas dari orang atau kelompok yang menggantungkan spanduk protes itu masih belum jelas.

Sejak menjadi pemimpin utama di Jawa Barat, Dedi Mulyadi telah mengeluarkan berbagai keputusan yang menuai pro kontra.

Guru Besar dan juga Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Cecep Darmawan, menganggap bahwa kemunculan spanduk-spanduk yang berisi protes tersebut sebagai cara warga untuk menyuarakan pendapat mereka tentang performa pemerintahan.

Ini adalah hal biasa karena Indonesia adalah sebuah negara demokrasi di mana seluruh warganegara memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya.

“Program-program KDM (Kang Dedi Mulyadi) ini cukup inovatif, menurut pendapat saya beberapa orang yang sebelumnya ‘merasa nyaman’ dengan keadaan lama kemungkinan besar menjadi tidak nyaman atau bahkan bisa saja dirugikan oleh program baru tersebut,” ungkap Cecep saat diwawancara JPNN.

“Dalam kerangka demokrasi, memang seperti itu adanya risikonya, beragam pendapat, dan metode penyelesaian masalah, semuanya normal saja,” jelasnya.

BACA JUGA:  9 Tempat di Sentul dan Puncak yang Disegel Zulhas karena Langgar Tata Ruang

Sebaliknya, Cecep mengomentari bagaimana Dedi Mulyadi sebagai pemimpin daerah menanggapi arus protes yang dialamatkan padanya.

Dedi, menurut Cecep, tidak tertarik oleh berbagai protes tersebut, bahkan yang disampaikan lewat spanduk.

“Pak Dedi memang tidak mudah terprovokasi. Saya kira ini tindakan lebih matang sesuai dengan KDM. Oleh karena itu, saya sangat mengagumi sikapnya yang tidak tertarik. Program-program tersebut sebaiknya tetap berlangsung asalkan dianggap bermanfaat bagi publik, dan orang-orang yang menentang hal itu adalah hal normal sebagai bagian dari demokrasi,” ungkapnya.

(mcr27/jpnn)

Check Also

Viral: Dandim Depok Kunjungi Diskusi UI, TNI AD Jelaskan Kejadian ini

Viral: Dandim Depok Kunjungi Diskusi UI, TNI AD Jelaskan Kejadian ini

.JAKARTA – Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Tentara Nasional Indonesia (Kadispenad), Brigadir Jenderal TNI Wahyu …