– Kecacatan stroke yang berkaitan dengan pola hidup dapat diminimalkan dengan menjauhi kebiasaan tertentu setelah pukul lima sore.
Dilaporkan oleh situs Eating Well pada hari Minggu, 29 Juni 2025, sebanyak 84% dari kebiasaan yang berisiko memicu serangan strok ternyata masih bisa diperbaiki, termasuk dengan menekan kebiasaan makan terlalu siang atau setelah pukul lima sore, karena hal ini dapat merugikan kesehatan otak serta jantung.
“Konsumsi makanan terlalu larut malam bisa memengaruhi jam biologis tubuh Anda serta memberikan dampak buruk pada tekanan darah dan proses pencernaan,” ujar ahli gizi spesialis kesehatan jantung Michelle Routhenstein, MS, RD CDCES.
Studi mengungkapkan bahwa mengonsumsi makanan terakhir setelah jam 21.00 berkorelasi dengan peningkatan kemungkinan terserang stroke jika dibandingkan dengan menjadwalkan makan malam lebih cepat. Kenaikan risiko serupa juga ditemukan pada mereka yang menyantap sarapan terlalu lambat, hal ini menunjukkan bahwa saat konsumsi makan pagi maupun sore bisa berpengaruh signifikan terhadap resiko stroke, melebihi perkiraan sebelumnya.
Melatih kebiasaan mengonsumsi makanan lebih dini, baik pada siang atau malam hari, bisa membantu menjaga ritme alami tubuh serta menurunkan risiko terserang stroke.
Di samping itu, sering beristirahat terlalu lama pada malam hari dapat memperbesar kemungkinan terserang stroke, khususnya apabila seseorang telah duduk dalam jangka panjang sepanjang siang. Serangan stroke juga bisa dialami oleh individu yang kurang aktif dan belum mencapai usia 60 tahun akibat minimnya kesempatan untuk melakukan kegiatan fisik.
“Melakukan aktivitas berjalan kaki selama 20 menit pasca-makan malam bisa mendukung proses pencernaan serta meningkatkan pengelolaan kadar gula dalam darah. Hal ini dapat meminimalkan kemungkinan terkena pradiabetes, diabetes, hipertensi, hingga gangguan jantung dan stroke,” ujar Simran Malhotra, MD, DipABLM, CHWC.
Ahli lain menunjukkan bahwa risiko terkena strok juga dapat bertambah bila seseorang meminum minuman beralkohol atau sekilas anggur sebelum tidur. Troy Alexander-EL, MD menjelaskan bahwa kebiasaan minum di malam hari bisa diperbaiki dengan mengonsumsi teh herbal atau mocktail agar mengurangi kemungkinan terserang stroke.
Studi menunjukkan peningkatan sebesar 33 persen risiko stroke akibat kebiasaan terjaga hingga larut malam atau tidur kurang dari lima jam setiap harinya, demikian ujar Malhotra.
“Karena begadang atau tidur berlebihan bisa menimbulkan masalah, memperoleh delapan jam istirahat setiap malam merupakan target yang ideal. Mematuhi jadwal tidur dan bangun secara rutin, termasuk pada hari libur, juga dapat memberikan manfaat,” ujar Malhotra.